Suluk Matahari
Kolaborasi yang dilakukan oleh komunitas seniman dari Jepang ini dijalin bersama seniman Yogyakarta, Djaduk Ferianto dan Kua Etnika.
Kolaborasi yang dilakukan oleh komunitas seniman dari Jepang ini dijalin bersama seniman Yogyakarta, Djaduk Ferianto dan Kua Etnika.
Rokateater kali ini memfokuskan diri pada lingkungan anak muda generasi kelahiran 90-an (milenial). Sebagai generasi yang terhubung secara luas berkat teknologi informasi media sosial, juga lebih cair dan terbuka terhadap kemungkinan pengaruh dan perubahan, mereka melihat kekerasan sebagai pengalaman traumatik yang terjalin dengan narasi-narasi populer.
Sampai Hari Ini adalah hasil Proyek Interdisiplin PSBK ketiga dan merupakan Presentasi Pertunjukan terakhir bagi tujuh seniman dari disiplin seni berbeda, peraih beasiswa Seniman Pasca-terampil PSBK tahun 2017.
Cita-citanya sederhana, mengajak siapa pun yang menikmati karya komposisi musik instrumental ini, untuk menyelami kekayaan musik nusantara dan bangun dengan rasa mencintai Indonesia yang lebih tebal.
Dara Pati ingin memaparkan peristiwa-peristiwa dan dinamika hasrat terdalam manusia yang terjebak dalam pusaran politik, kekuasaan, dan kepentingan kaum ningrat yang semakin deras menggilas apapun yang menghalanginya.
Pemilihan kata linier sendiri, yang berarti terletak pada satu gari lurus, menjadi penanda bagi karya ini untuk menjadi kelanjutan bagi yang sudah ada dan proses pengolahan dengan yang ada sekarang. Tidak hanya dalam bentuk fisik saja, tetapi juga dalam bentuk rasa dan karsa.
Teks yang digunakan sebagai titik tolak adalah bagian awal dari kisah Rara Mendut, yang ditulis oleh YB Mangunwijaya, berdasar cerita rakyat klasik Babad Tanah Jawi. Bagian cerita tentang kehidupan seorang gadis pesisir yang sangat mencintai lautan. Namun nasib berkata lain, ia terpisah dari keluarga dan laut, terseret arus nasib dan politik kaum ningrat.
Secara visual, potret adalah representasi atau penggambaran diri seseorang. Cara pembuatan yang paling lazim adalah memusatkan perhatian pada ekspresi wajah dan suasana hati subyek.
Janggleng berangkat dari gagasan mengenai keberadaan cinta dalam dunia modern yang bergerak begitu cepat dan begitu rapat. Cinta yang seringkali membutuhkan waktu, energi dan kesabaran untuk merawatnya. Seperti cinta seorang ibu, kekasih, atau yang bersifat ilahiah.
Yuddhakanda adalah penutup rangkaian Jagongan Wagen project interdisiplin PSBK di tahun 2016. Seluruh Jagongan Wagen project interdisiplin tersebut menggunakan kitab Ramayana yang ditulis oleh C. Rajagopalachari sebagai pijakan, sekaligus sumber inspirasi proses penciptaan pertunjukan.
2024 © Yayasan Bagong Kussudiardja