Dara Pati adalah hasil Proyek Interdisiplin PSBK yang kedua pada tahun 2017. Empat seniman dari disiplin seni berbeda, peraih beasiswa Seniman Pasca-terampil PSBK tahun 2017, bersama-sama mewujudkan sebuah proses kolaborasi lintas disiplin. Titik tolak penciptaan diambil dari kisah Rara Mendut yang ditulis oleh YB Mangunwijaya berdasar cerita klasik Babad Tanah Jawi, tentang perawan lugu dari pesisir yang terseret arus nasib dan politik kaum ningrat sebagai tawanan perang, potret orang kecil yang menjadi korban dari konflik-konflik besar.
Sebagai kelanjutan bagian pertama yang dipresentasikan bulan April 2017 lalu, Dara Pati ingin memaparkan peristiwa-peristiwa dan dinamika hasrat terdalam manusia yang terjebak dalam pusaran politik, kekuasaan, dan kepentingan kaum ningrat yang semakin deras menggilas apapun yang menghalanginya. Melalui Dara Pati, masing-masing seniman telah menantang dirinya untuk mengerahkan kekuatan tafsir dan imajinasi atas berbagai peristiwa dan situasi batin tokoh dalam cerita Rara Mendut. Harapan, nafsu berkuasa, ketakutan, penderitaan, dan keinginan mempertahankan kemerdekaan jiwa, bercampur dalam pusaran politik kekuasaan yang keras dan rawan menggelincirkan siapa pun, termasuk diri sendiri.
Seniman yang mewujudkan gagasannya dalam Jagongan Wagen Edisi Juli 2017 adalah:
- Andrik Musfalri (Seniman Rupa)
- Hangga Uka H N A P (Seniman Tari)
- RR Arianne Kresandini R (Seniman Rupa)
- Galuh Tulus Utama (Seniman Teater)
Acara ini terselenggara dengan dukungan Bakti Budaya Djarum Foundation