Menara Ingatan

Menara Ingatan adalah sebuah pertunjukan musik lintas disiplin. Pertunjukan ini berangkat dari atau meminjam bentuk kesenian Gandrung. Gandrung adalah sebuah kesenian tradisional dari kabupaten Banyuwangi, yang terletak di ujung timur pulau Jawa. Dalam beberapa penelitian pernah dilakukan sejumlah seniman lokal Banyuwangi, lirik Gandrung berkaitan dengan sejarah kekerasan yang berlangsung di masa lalu. Blambangan (sebutan lama Banyuwangi) di abad 17-18 menjadi perebutan kekuasaan antara Mataram (Jawa, Islam) dan Gelgel dan Mengwi (Hindu, Bali) yang melibatkan VOC dan Inggris. Demi kepentingan ekonomi dan politik, segala cara dilakukan untuk merebut kekuasaan, seperti penggunaan identitas keagamaan, isu SARA ataupun politik memecah belah. Sebuah asumsi muncul, apakah yang terjadi masa lalu itu adalah sebuah cerminan atas isu kekerasan di masa sekarang? Apakah demokrasi yang seharusnya melahirkan persaingan yang sehat, telah memunculkan politik oligarki? Apakah pergesekan-pergesekan kepentingan antar kelompok, telah mendorong kita untuk memanfaatkan isu-isu primordial berbau SARA demi kepentingan pribadi atau kelompok?

Dalam Jagongan Wagen Edisi April yang berjudul Menara Ingatan ini, Yennu Ariendra mengajak sejumlah seniman untuk mewujudkan gagasannya dalam Jagongan Wagen Edisi April 2016, yaitu:

  1. Asa Rahmana (penulis lagu, penyusun naskah, penyanyi)
  2. Silir Pujiwati (Sinden)
  3. Andi Meinl (Musisi)
  4. Erson Padapiran (Musisi)
  5. Raphael Donny (Video)

Acara ini terselenggara dengan dukungan Bakti Budaya Djarum Foundation

SHARE

subscribe icon
Stay connected with PSBK.