Padepokan Seni Bagong Kussudiardja

Pseudo Code; Dark Matter Space

Andita Purnama, Penerima Hibah Seni PSBK 2019 akan tampil dalam Jagongan Wagen edisi ke sembilan di tahun ini. Karya yang diberi tajuk “Pseudo Code; Dark Matter Space” akan dipentaskan pada Sabtu, 23 November 2019 di PSBK.  Karya ini merupakan sekuel dari trilogy karya Andita setelah pameran tunggal pertamanya ‘Fractura Hepatica; Love, Pride, Dignity’ (2018), kali ini dipresentasikan dalam bentuk pertunjukan di PSBK.

Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK) bersama Bakti Budaya Djarum Foundation meneruskan investasi panjang dalam dukungan fasilitasi ruang presentasi karya seniman muda melalui program Jagongan Wagen. Pada edisi ke sembilan Jagongan Wagen di tahun ini, PSBK menghadirkan Andita Purnama yang merupakan seniman penerima Hibah Seni PSBK. Ia mendapatkan fasilitasi akses studio penciptaan, kuratorial dan produksi pementasan berlangsung di kompleks art center PSBK  sejak akhir November 2019.

Andita Purnama adalah seorang perupa visual yang banyak memproduksi karya instalasi tiga dimensional seperti soft sculpture dari media pita kaset dan juga karya dua dimensi. Ia memiliki ketertarikan menggunakan beragam material dalam mempresentasikan karyanya. Ia juga salah satu finalis Bandung Contemporary Art Award 2012. Pameran tunggal pertamanya “Fractura Hepatica; Love, Pride, Dignity”, di galeri Cemara 6 Galeri-Museum, Jakarta (2018) merupakan bagian dari trilogi pameran yang kali kedua ini dipresentasikan dalam bentuk pertunjukan berjudul “Pseudo Code; Dark Matter Space” pada Jagongan Wagen di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja kali ini. Sebelumnya ia terlibat dalam beberapa pameran diantaranya; “Shout!”, MiFA Gallery, MACRO Museum, Italia (2014), “Urban Touch” di Kunsthalle Faust, Jerman (2016), 5th Mediations Biennale di National Museum Poznan, Polandia (2016), “Mapping Melbourne”, Multicultural Arts Victoria-MIFA Melbourne, Australia (2019).

Pseudo Code; Dark Matter Space membicarakan perihal kawin kontrak. Pembebasan dari kemiskinan dan peningkatan status sosial merupakan alasan yang sering mendasari hubungan kawin kontrak. Religiusitas bahkan dijadikan pembenaran atas terjalinnya hubungan sementara ini. Melalui agen-agen dan biro jodoh, kawin kontrak dijadikan bisnis menguntungkan. Tetapi kerugian kemudian hari yang akan ditanggung oleh pihak-pihak yang terlibat cenderung diabaikan. Status pernikahan yang unregistered secara hukum mengakibatkan perempuan tidak dilindungi hak-haknya. Berbagai efek domino seperti kekerasan dalam rumah tangga, penyebaran penyakit, begitu pula masalah sosial turut berkembang, menjadikan tatanan budaya kita kacau. Belum lagi dalam jangka panjang, masa depan anak-anak dipertaruhkan. Krisis identitas merupakan risiko yang dihadapi keturunan para pelaku kawin kontrak.

Alkisah langit Jagad raya mendengar rintihan duka lara dari bumi. Seluruh penduduk semesta kebingungan dan bertanya tanya. “Ada apakah gerangan?” Langit mengutus angin untuk mencari asal suara lara itu. Setelah menempuh ratusan juta kilometer jagad raya, dalam ruang hampa di antara bintang utara dan bintang selatan, Angin menemukan tumpukan nestapa serta serpihan-serpihan bintang yang lama mati, gelap, dan hancur. Angin pun bertanya kepada serpihan serpihan bintang gelap itu, “Siapakah pemilik nestapa nestapa ini?”

 

SHARE

subscribe icon
Stay connected with PSBK.