Jagongan Wagen edisi Desember 2022

Bagus Bang Sada, peraih Hibah Seni PSBK 2022 asal Denpasar, Bali akan menampilkan sebuah karya pertunjukan tari terbarunya berjudul Sejak Padi Mengakar secara perdana dalam platform Jagongan Wagen. Karya ini akan mengangkat isu agraria yang terjadi di tempat Gusbang di Giyanyar, Bali.

Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK) kembali mempersembahkan Jagongan Wagen (JW) secara luring untuk ketiga kalinya dan sekaligus akan menutup edisi Jagongan Wagen pada tahun ini. Sebuah karya pertunjukan tari dari Bagus Bang Sada (Gusbang) yang berjudul Sejak Padi Mengakar akan dipresentasikan secara perdana. Karya ini telah dikembangkan Gusbang dari pertengahan tahun 2022. Proses kuratorial telah berlangsung secara hibrida (luring dan daring) antara Gusbang dan tim di PSBK selama beberapa bulan sampai pada proses penciptaan di PSBK. Mulai pertengahan November 2022, Gusbang telah memulai prosesnya di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja.

Tentang Karya

Adanya jalur perlintasan pariwisata menjadi salah satu penyebab Desa Singapadu, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali mengalami alih fungsi lahan pertanian secara masif. Bukan hanya terbitnya gedung setelah sawah, namun diikuti dengan sikap saling acuh sesama warga di dalamnya, juga keacuhan warga terhadap lingkungan alam di sekitarnya. Hal tesebut ditemui Gusbang saat harus kembali pulang. Di tanah kelahirannya yang sudah banyak berubah, ia menempati posisi diri yang dipenuhi pertanyaan: “Aku ingin melawan, namun apa yang ingin kulawan?” “Ada sesuatu yang harusnya dipertahankan, namun apa yang ingin kupertahankan?”

Pertanyaan-pertanyaan tersebut ia tuangkan dalam sebuah karya tari berjudul “Sejak Padi Mengakar”. Gusbang meminjam simbol padi sebagai cara menyikapi peristiwa perubahan alih fungsi lahan di desanya. Ibarat padi yang semakin berisi semakin merunduk, Gusbang ingin melihat perubahan yang terjadi dari segala sisi untuk tidak terburu menyalahkan, atau bersikap sombong menyimpulkan opini atas situasi yang telah lama berjarak dari hidupnya. Kegelisahan terkait sumber pangan, ataupun kecemasan pada dampak negatif untuk lingkungan adalah sesuatu yang pasti terjadi, dan manusia punya segala cara untuk beradaptasi.

Secara artistik, Gusbang menawarkan sikap duduk yang dipinjam dari salah satu sikap tari tradisi Bali (Kebyar Duduk) untuk menyatakan sikap kepemilikan atas lahan tersebut sekaligus bentuk adaptasi tubuh itu sendiri atas ruang yang mulai berubah.

Tentang Seniman

I Putu Bagus Bang Sada Graha Saputra S.Sn., M.Sn., atau yang akrab disapa Gus Bang lahir di Denpasar, Bali. Gus Bang menyelesaikan pendidikan S1 dan S2 nya di ISI Yogyakarta dengan minat utama Penciptaan Seni Tari. Gus Bang telah menghasilkan beberapa koreografi hingga saat ini, diantaranya ialah “Tubuh Astral” (2019), “Rajapala” (2020), “Buron Peken” (2020), “Bang Bungkem” (2021), “Baris Ireng” (2021) dan “Dive” (2022). Pada karyanya ‘Sejak Padi Mengakar’ kali ini, Gusbang berkolaborasi dengan tujuh penari yaitu Ilham Tri Wiastomo, Marie M, Bima Arya Putra, Putu Parama Kesawa Ananda Putra, I Wayan Gede Artha Saputra, Lucky Wisnu Marga Pratama, Lintang Ayodya Wahyu Aji. Dalam karya ini, Gusbang juga turut berkolaborasi dengan Pebri Irawan sebagai asisten koreografer, Pulung Jati Ronggo Murti sebagai penata kostum, dan Hengga Tiyasa sebagai komposer musik.

 

SHARE

subscribe icon
Stay connected with PSBK.