TĀLĀ, musisi dan produser musik asal Inggris berkesempatan untuk beresidensi atau nyantrik[1] di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK) dalam program Musicians in Residence (MIR) 2022. Program ini hadir atas kerja sama antara British Council dan PRS Foundation, Inggris. PSBK menjadi mitra organisasi tuan rumah dari Indonesia bersama tujuh organisasi lain di berbagai penjuru dunia.
(Yogyakarta, April 2022) Untuk pertama kalinya, program Musicians in Residence 2021-22 terselenggara dalam format digital. Program Musicians in Residence diikuti oleh delapan kreator musik dari Indonesia, Brazil, Mesir, Afrika Selatan dan Inggris. Masing-masing musisi menjalani residensinya secara virtual selama empat minggu di salah satu negara tujuan tersebut. Program ini menawarkan kesempatan bagi musisi untuk menciptakan karya, membangun jejaring, menjangkau audiens baru dan mengeksplorasi kekayaan budaya di negara tujuannya.
“British Council dengan senang hati menyambut delapan pencipta musik berbakat dari Indonesia, Brasil, Mesir, Afrika Selatan, dan Inggris ke edisi terbesar dan sepenuhnya digital program Musicians in Residence, bekerja sama dengan PRS Foundation. Melalui program ini, kami berharap dapat membangun koneksi baru dan mendukung kolaborasi kreatif antara Indonesia dan Inggris,” ungkap Camelia Harahap, Head of Arts & Creative Industries, British Council Indonesia.
PSBK sebagai art center yang berdiri sebagai ruang belajar dan ruang kolaborasi serta telah berpengalaman memfasilitasi kegiatan residensi seni sangat bersemangat menyambut TĀLĀ, musisi dan produser asal Inggris yang terpilih untuk beresidensi secara virtual di PSBK.
“Bagi PSBK, ini adalah sebuah adaptasi terhadap perubahan yang terjadi dalam kolaborasi lintas negara. Kondisi pandemi telah mengakselerasi pola kita dalam bekerja yang konektivitasnya didukung oleh perkembangan teknologi. Kolaborasi seni lintas negara secara digital meningkatkan budaya komunikasi aktif, pertukaran dan kerja sama. Dengan demikian, dapat peluang menarik bagi kita untuk menemukan dan menegosiasikan batas-batas kolaborasi digital, sekaligus memaksimalkan pemanfaatannya untuk memperkaya produksi penciptaan dan presentasi karya musik elektronik,” papar Jeannie Park, Direktur Eksekutif Yayasan PSBK.
[1] Nyantrik: perkataan khas Jawa yang merujuk pada upaya belajar atau menimba ilmu. Bagong Kussudiardja mendirikan PSBK (1978) salah satunya terinspirasi dari kehidupan pesantren. Beliau menyebut siswa yang belajar di PSBK sebagai cantrik – mentrik (seperti santri), dimana mereka tinggal dan saling berbagi dalam interaksi hidup keseharian (nyantrik) bersama guru di satu tempat, yaitu Padepokan.
Koneksi Kreatif Baru Indonesia – Inggris
Selama proses residensinya pada bulan Februari-Maret 2022, TĀLĀ dibantu oleh dua orang seniman asal Yogyakarta, Lana Pranaya dan Dito Satriawan dalam menggali kekayaan suara Indonesia. Bersama tim PSBK, mereka saling bertukar wawasan tentang skena musik dan komunitasnya di Indonesia serta berbagai bentuk sumber musik etnik sebagai referensi untuk mengenali budaya Indonesia.
“Sebuah pengalaman yang menyenangkan untuk terlibat dalam program Musicians in Residence bersama PSBK & TĀLĀ. Sebagai musisi, TĀLĀ memiliki gaya berkarya yang menarik dalam menggabungkan komposisi musik pop dan tradisional Indonesia dengan musik elektronik masa kini, yang menjadikan karyanya terasa segar dan menyenangkan bagi para penikmatnya,” tutur Lana.
Lana dan Dito pun berperan aktif mengenalkan lingkungan di Yogyakarta secara audio visual dengan membagikan video-video perjalanannya kepada TĀLĀ untuk memberikan sensasi kelokalan pada residensi virtual ini.
“Residensi ini juga banyak menginspirasi saya bahwa bakat dan gagasan tidaklah cukup dalam berkarya namun; konsistensi, kemauan untuk selalu belajar serta disiplin dalam bekerjalah yang membuat mereka memiliki ‘sustainability’ dalam berkesenian dan bagian terbaik dalam residensi ini adalah, semua dilakukan secara virtual dan saya dapat merasakan kehadiran TĀLĀ di sini tanpa dia membubuhkan cap pada paspornya di imigrasi,” lanjut Lana.
Di sela-sela residensinya, TĀLĀ berkesempatan untuk bertemu dan berkolaborasi dengan para musisi dan produser Indonesia dalam 2 sesi workshop musik digital yang dilakukan secara virtual. Para kreator tersebut diantaranya Asara, Danny Satria, Eri Rukmana, Gendra Wisnu Buana, Hengga Tiyasa, Jenar Kidjing, Wafiq Giptama, Herbudi Tri Prasetya dan Vandy Rizaldi. Dipandu oleh Lana Pranaya, mereka saling berbagi pengalaman dan memperdengarkan musik hasil kolaborasi atas sample yang diberikan oleh TĀLĀ.
“Bekerja sama dengan PSBK merupakan sebuah pengalaman luar biasa. Saya senang bisa mempelajari arsip musik Indonesia, mengeksplorasi berbagai suara dan sejarah negerinya. Saya senang membangun hubungan yang kuat dengan semua kolaborator dan berharap untuk melanjutkan project-project di masa depan. Saya akan ke Indonesia akhir tahun ini. Highlight nyatanya adalah saat PSBK memperkenalkan banyak produser musik melalui workshop digital dimana saya dapat berbagi proses produksi saya. Saya sangat bersemangat untuk dapat melalukan lebih banyak hal lagi ketika saya datang ke Indonesia nanti dan bekerja dengan lebih banyak seniman. Ini hanyalah awal dari perjalanan yang benar-benar mengasyikkan.” terang TĀLĀ tentang pengalamannya beresidensi di PSBK.
Tentang TALA
TĀLĀ adalah seorang seniman dan produser, ia membuat musik elektronik dengan elemen RnB. TĀLĀ lahir di Hampton dari seorang ayah keturunan Iran dan ibu keturunan Inggris. Berasal dari keluarga campuran, dia diliputi oleh berbagai gaya suara, dari musisi Googosh asal Iran, ke Garage, RnB, dan Hip Hop. Seleranya yang eklektik menciptakan palet sonic unik yang selalu membangkitkan minat kritikus.
Karya musiknya didukung oleh Columbia dan label berbasis di Brixton yaitu Aesop. Ia telah berkelana dan berkolaborasi dengan para seniman dari Mesir, Turki, Korea Selatan dan Amerika Serikat. TĀLĀ juga menjadi bagian dari Channel 4’s Future Sounds, Vevo’s DSCVR, penampil utama yang terjual habis di The Courtyard dan The ICA, membuat remix seperti untuk Katy Perry dan Petite Noir serta bekerja dengan merek seperti Missoni, Bose dan Adidas.
Selengkapnya tentang TALA:
Website: http://talatalatala.com/
Instagram: https://www.instagram.com/tala_official/
Twitter: https://twitter.com/TALAOFFICIAL
Youtube: https://www.youtube.com/user/TALAOFFICIALVEVO
Tentang Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK)
Melanjutkan spirit maestro seni Bagong Kussudiardja, PSBK mewujudkan diri sebagai art-center dengan misi mendukung pengembangan kreatif seniman dan masyarakat umum untuk terus terhubung pada nilai-nilai seni dan budaya, keberlanjutannya, dan penciptaan nilai-nilai budaya melalui seni. PSBK hadir sebagai laboratorium kreatif, tempat berkumpul, dan ruang presen tasi karya seniman dari berbagai disiplin. PSBK menghadirkan karya seniman-seniman muda, fasilitasi riset-riset artistik dan pengembangan profesional seniman maupun masyarakat umum, dan merancang program-program untuk meningkatkan community engagement dan pengembangan jaringan, melalui kesenian.
Selengkapnya: http://PSBK.or.id
Tentang British Council Indonesia
British Council merupakan organisasi internasional asal Inggris yang membangun koneksi, kesepahaman dan rasa percaya antara orang – orang di Inggris dan negara lainnya melalui seni dan budaya, pendidikan dan Bahasa Inggris. Connections Through Culture (CTC) adalah program hibah dari British Council yang bertujuan untuk mendukung pertukaran dan kolaborasi antara Inggris dan Asia Tenggara. Dengan merayakan keragaman ekspresi budaya di kedua wilayah, program ini menawarkan dukungan, informasi, masukan, dan kesempatan berjejaring untuk pengembangan profesional. Diharapkan para penerima hibah dari Inggris dan negara -negara di Asia Tenggara dapat menuai manfaat dari inspirasi yang diperoleh atas pertukaran ide serta bersama-sama memaknai sejarah kebudayaan.
Selengkapnya: http://britishcouncil.id & https://www.britishcouncil.id/en/musicians-residence-2021-22-0
Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK)
Bidang Komunikasi & Kemitraan
http://psbk.or.id