Para seniman dan budayawan dari sektor seni pertunjukan berkunjung ke Istana Negara pada Kamis, 10 Februari 2022, untuk berdialog dengan presiden RI, Joko Widodo. Butet Kartaredjasa selaku budayawan dan Pembina Yayasan PSBK serta Jeannie Park selaku praktisi tari dan Direktur Eksekutif Yayasan PSBK turut hadir dalam pertemuan. Hadir pula perwakilan lain diantaranya Rulyani Isfihana (Teater Gandrik), Slamet Rahardjo (aktor), Norbertus Riantiarno (aktor dan sutradara Teater Koma), Ratna Riantiarno (aktor dan pimpinan produksi Teater Koma), Sari Madjid (aktor dan stage manager Teater Koma), Nur Zulita (produser Indonesia Kita), Ki Catur Benyek (dalang wayang kulit), Cak Lontong (comedian), Nungki Kusumastuti (penari, Indonesia Dance Festival), Maria Darmaningsih (penari, Indonesia Dance Festival), Kusen Alipah Hadi (aktor, ketua Koalisi Seni), Renitasari (Bakti Budaya Djarum Foundation), Insan Nur Akbar (comedian), Putu Wijaya (aktor dan sutradara Teater Mandiri), Dewi Pramunawati (aktor Teater Mandiri), Wawan Sofwan (aktor dan sutradara teater).
Salah satu pembahasan dalam pertemuan ini seputar pelaksanaan kegiatan pertunjukan seni budaya selama masa pandemi. Seperti dikutip dari publikasi siaran pers oleh BPMI Setpres, Butet Kartaredjasa mengatakan bahwa presiden mendorong agar kegiatan seni budaya tetap harus berlangsung dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang berlaku. “Pertunjukan di dalam gedung itu bisa sampai dengan 50 persen kapasitas gedung itu dipersilakan. Mulai Maret ini mungkin akan bertambah. Jadi bisa 70 atau 80 persen, sedang diolah oleh pemerintah. Kepastiannya nanti bulan Maret akan diumumkan sehingga orang yang menikmati seni pertunjukan di gedung bisa lebih banyak,” ucap Butet Kartaredjasa pada saat wawancara seusai pertemuan.
Terkait dengan gotong royong dalam mendukung pelaksanaan kegiatan seni budaya dari sisi pembiayaannya, Butet Kartaredjasa mengungkapkan, “Presiden juga mendorong BUMN, perusahaan swasta, industry, untuk memberikan support pada kegiatan seni budaya, karena kegiatan seni budaya itu akar dari pembangunan kualitas manusia di negeri ini.”
Sementara itu, Renitasari Adrian yang hadir mewakili pihak swasta mengatakan bahwa Presiden mendukung agar pertunjukan seni budaya dapat segera dilakukan di tempat-tempat yang menjadi prioritas wisata di Tanah Air. Renita berharap, seni pertunjukan Indonesia bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
Senada, seniman Ratna Riantiarno berharap agar pertunjukan seni budaya dapat segera dilakukan di Tanah Air. Ratna menyebut, pandemi bukan suatu hal yang dapat menghalangi para seniman di Tanah Air untuk berkarya.
(Media PSBK)
—–
KETIKA KAMI BERTEMU PAK JOKOWI
Catatan Putu Wijaya,
Sastrawan – Aktor – Sutradara Teater.
Di era 4.0, saat revolusi industri yang sering disebut dengan cyber physical system, lompatan teknologi begitu dahsyat. Membuat lansia seperti kami bagai alien di planet ini. Banyak hal harus dipelajari dari generasi muda. Terbalik dengan dulu, ketika orang tua yang jadi pihak serba tahu. Akibatnya hubungan generasi tua-muda terganggu karena kami yang tua dianggap gaptek bikin mereka capek. Tapi kemudian mendadak pandemi melabrak brutal lalap dunia yang paksa kita semua berlindung di balik Prokes Wajib isolasi di rumah. Sampai kini sudah masuk tahun ketiga. Itu membuat keluarga bersatu kembali, tua-muda jalan bareng. Gotong-royong untuk survive menggebrak babak virtual. Tetapi apa lacur, dampaknya tontonan modern dan tradisional kehilangan kesempatan untuk menumbuh dan menjaga keselarasan rasa masyarakat. Kita semua cemas entah kapan pandemi akan berakhir. Tetapi tidak kurang cemasnya melihat para “bocil” yang mulai keropos karakternya digerus tsunami konten-konten viral yang meledak di mana-mana, karena “nenek pedongengnya” hampir tak ada lagi yang bisa manggung. Seperti dulu, membawakan dongeng dengan pesan moral kesantunan dan kepribadian bangsa. Andai nanti bumi sudah bebas pandemi, terbayang kita pasti terkapar lagi kehilangan pribadi. Itulah sebabnya pada tanggal 10 Februari kemarin, kami tatap muka dengan Presiden mencari solusi, karena kami tak bisa berdiam diri mengetahui pribadi anak negeri dicuri.
11 Februari 2022
Putu Wijaya.