Catatan Kuratorial Dialog Lensa “Bunga Tidur Kala Terjaga”

Dialog Lensa edisi ketiga menelisik pokok pikiran karya fotografi Aji Susanto Anom selama hampir sepuluh tahun berkarya.

Aji Susanto Anom adalah seorang fotografer yang memilih buku/zine foto sebagai format utama dalam mempresentasikan karya. Sejak 2013 sampai 2021, Aji telah memublikasikan secara mandiri sepuluh buku/zine foto. Konsistensi ini menjadi daya tarik kami untuk membaca ulang seluruh karya Aji dan mencari tahu pokok pikiran yang melandasi seluruh karyanya. Kami meyakini kehadiran sebuah ketetapan pokok pikiran yang selalu terselip dalam setiap proyek fotografi yang dikerjakan oleh seseorang. Dalam kasus karya-karya Aji, selipan pokok pikiran yang terbaca oleh kami adalah misteri. Apa yang dimaksud misteri di sini bukanlah perkara sesuatu yang menimbulkan perasaan ngeri atau takut yang amat sangat, melainkan lebih kepada momen ragu ketika menghadapi sesuatu yang belum jelas diketahui.

Lewat pemetaan terhadap seluruh misteri yang terkandung di dalam karya fotografi Aji, kami kemudian menyusun ulang skenario yang sebelumnya telah disusun Aji, baik dari proyek yang telah maupun belum terpublikasi, dan mempresentasikannya ke dalam format multimedia yang melibatkan aspek kolaborasi dan performatif demi membangun percakapan artistik yang intensif.

Penyusunan ulang skenario ini berpijak dari keterkaitan tiga ruang yang kerap dieksplorasi oleh Aji: ruang publik, rumah (keluarga), dan alam pikiran. Foto-foto Aji secara keseluruhan adalah respons atas situasi yang dialami pada momen spesifik. Berkaca dari cara Aji melihat fotografi sebagai cerminan diri, maka apa-apa yang tampil dalam tiga ruang tersebut berkaitan erat dengan persoalan dan pandangan hidupnya. Persoalan dan pandangan yang sebenarnya bersifat universal, berpotensi dialami semua orang.  

Apa yang spesial dari melihat kawanan burung migran yang hinggap di kabel lampu jalan sudut kota? Bagaimana fotografi mampu mengubah makna kawanan burung migran menjadi situs untuk merenungi siklus hidup? Kepedihan seperti apa yang dialami oleh seseorang yang baru saja menyaksikan ayahnya tutup usia? Bagaimana fotografi menjadi surat cinta yang membantu seseorang untuk mengubah makna sedih menjadi rela? Apa yang menarik dari melakukan perjalanan malam seorang diri demi mengentaskan kecemasan? Bagaimana fotografi bisa menjadi sarana pertahanan diri yang membantu seseorang untuk mulai berani berhadapan dengan kecemasannya sendiri? Beberapa foto hitam putih Aji adalah respons atas pertanyaan-pertanyaan demikian.

Di dalam menyatakan respons, Aji sepenuhnya menggunakan foto hitam-putih. Penggunaannya tidak hanya sebagai gaya bahasa, tetapi juga sebagai strategi abstraksi. Kenyataan yang ditangkap oleh kamera Aji mengalami transformasi impresi dan asosiasi, membangun metafora yang memberi ruang pengayaan imajinasi.

Ruang penuh imajinasi inilah yang kemudian menjadi bahan eksplorasi multimedia yang melibatkan aspek kolaborasi dan performatif di Dialog Lensa edisi ketiga, baik dari segi tata artistik oleh Doni Maulistya, segi penyuntingan gambar bergerak oleh Aditya Kresna, segi tata musik oleh Lana Pranaya dan Rangga Sang Eshayoga. Setiap segi bersinergi memproyeksikan momen-momen yang kabur, yang belum jelas diketahui. 

Kurnia Yaumil Fajar & Prasetya Yudha

PSBK didukung oleh:
Jasa Raharja
Bakti Budaya Djarum Foundation
Astra Credit Companies
CitraNet

SHARE

subscribe icon
Stay connected with PSBK.