Residensi Timoteus Anggawan Kusno di PSBK Untuk Pameran Tunggal ‘Ghost Light’

Timoteus Anggawan Kusno (Angga) saat ini tengah menggelar pameran tunggalnya, Ghost Light di Cemeti – Institut untuk Seni dan Masyarakat. Ghost Light yang digelar mulai 16 Juni hingga 24 Juli 2021 mendatang memamerkan sejumlah karya diantaranya karya video, patung dan obyek lainnya. Dalam persiapannya, Angga berkesempatan untuk beresidensi di PSBK dalam lokakarya penciptaan dan produksi video karya dengan judul yang sama ‘Ghost Light’.

Gotong royong dalam proses lokakarya penciptaan ini melibatkan kolaborasi lintas disiplin seni rupa dan pertunjukan antara Timoteus Anggawan Kusno, Ari Dwianto, Jamaluddin Latif, Shohifur Ridho’i dan Teguh Hari, didukung oleh fasilitas ruang kreatif Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK). Selama 21 hari yang intensif, Angga dan para seniman kolaboratornya berhasil membuahkan gagasan karya bertajuk ‘Ghost Light’ yang diimplementasikan dalam dua pendekatan medium, yaitu moving image (video art) dengan judul ‘Ghost Light’ dan sebuah repertoar teater tari yang berjudul ‘Ghost Light: Luka dan Bisa Kubawa Berlari’.

“Atas capaian ini, kami mengucapkan terima kasih kepada PSBK yang telah memfasilitasi proses berharga ini di tengah situasi pandemi. Hal ini telah memberikan kepercayaan diri dan pembuktian bagi kami semua untuk mampu terus berkarya dan menjaga bara kreatif di tengah ketidakpastian.” ungkap Angga.

Video ‘Ghost Light’ kini turut dipamerkan di pameran tunggalnya di Cemeti – Institut untuk Seni dan Masyarakat.

Panduan kunjungan dengan protokol kesehatan dapat diakses di https://cemeti.art/2021/06/09/ghost-light/#panduan-kunjungan-ghostlight

Tentang Seniman

Timoteus Anggawan Kusno (lahir 1989) adalah seorang seniman yang menciptakan karya-karyanya dalam berbagai media termasuk instalasi, gambar, dan video. Ia membuat narasi yang membentang di dalam liminalitas fiksi dan sejarah, imajinasi dan memori. Melalui karya dan proyeknya, Kusno mengangkat pertanyaan tentang kolonialitas kekuasaan dan apa yang tidak terlihat. Ia telah memamerkan karyanya di berbagai museum dan biennale internasional, di antaranya Centre for Fine Arts – Brussels, Belgia, Dr. Bhau Daji Lad Mumbay City Museum, India dan Gwangju Biennale 13 . Karya-karyanya juga telah dikoleksi oleh beberapa institusi publik seperti National Museum of Modern and Contemporary Art (MMCA) Seoul, Korea, dan Museum of Contemporary Art (MoCA) Taipei, Taiwan. Saat ini Kusno tengah berkolaborasi dengan Rijksmuseum (Amsterdam, Belanda) dalam mengembangkan sebuah proyek yang merespon artefak dan sejarah panjang perlawanan terhadap kolonialisme di bawah tajuk “Revolusi!”. Seiring dengan praktik seninya, sejak 2013, ia telah mengembangkan Centre for Tanah Runcuk Studies (CTRS), sebuah lembaga (fiksi) yang melakukan studi eksperimental di “teritori (yang hilang)” di Hindia Belanda yang disebut Tanah Runcuk, dengan melibatkan sejarawan, etnografer, sesama seniman, kurator dan penulis.

http://www.takusno.com/

SHARE

subscribe icon
Stay connected with PSBK.