Bagong Kussudiardja bergabung di Sanggar Pelukis Rakyat yang didirikan oleh Hendra Gunawan dan Affandi. Di sana, ia mengembangkan kemampuan melukisnya bersama Affandi, Edhi Sunarso, Trubus Sudarsono, Rustamadji, Abas Alibasyah, Batara Lubis, dan Permadi Lyosta.
Namun tiga tahun kemudian, Bagong Kussudiardja memilih untuk mengundurkan diri dari Sanggar Pelukis Rakyat karena dinamika politik pasca kemerdekaan. Hendra Gunawan bergabung dengan Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra). Bagong Kussudiardja bersama Edhi Sunarso, Rustamadji, Abas Alibasyah, C.J. Ali, Kusnadi, Solichin, Sumitro, Saptoto, Koco, dan Maryo LE merupakan seniman-seniman yang memilih untuk keluar. Mereka yang keluar, menolak kesenian diarahkan untuk kepentingan partai tertentu.
Selepas itu, para seniman tersebut mendirikan Sanggar Pelukis Indonesia dengan menyewa pondok sederhana di bilangan Suryodiningratan pada 1950. Di sana, mereka kembali menghidupi semangat paguyuban: berbagi pengetahuan.
Sumber:
“Menyelamatkan Kawan-Kawan”. Majalah Tempo, 12 Oktober 2018.
Bagong Kussudiardja: Sebuah Autobiografi. Padepokan Press, 1993.